Breaking News
Guest Lecture IV IATMI SMITSB INTERNAL SMART COMPETITION! OGIP 2015

Solusi Energi dari Masalah Lingkungan


Energi adalah sumber utama dari sesuatu bergerak, hidup dan beraksi, begitu juga dengan manusia. Kehidupan manusia semua berawal dari energy, baik matahari, angina, air, energy merupakan kebutuhan utama dari alam untuk bekerja.







Manusia sendiri membutuhkan energy untuk menjalani kehidupan mereka. Misalkan saja energy bahan bakar. Pada saat ini, bahan bakar menjadi kebutuhan primer manusia untuk menjalani kehidupan mereka. Bahkan, aspek kehidupan manusia, seperti kesejahteraan, ekonomi, semuanya di kontrol oleh bahan baakar. Bukan hal yang asing lagi jika minyak harganya naik, maka harga sembako pun juga ikut naik. Hal ini membuktikan bahwa minyak memerankan peranan penting pada perekonomian.

Namun, selain memberikan solusi energi yang praktis, minyak juga memberikan masalah lain yang kini mulai dihadapi, yaitu kelangkaan minyak. Karena kelangkaan itu harga bahan bakar juga ikut naik dan membebani di masalah ekonomi kecil, seperti sembako. Untuk itu, kita membutuhkan solusi yang dapat menyelsaikan masalah ini.







Plastik adalah bahan komoditas rumah tangga yang berasal dari minyak bumi. Plastik pertama kali ditemukan pada tahun 1862 di Amerika. Sejak saat itu, plastik menjadi bahan perlatan yang marak digunakan di seluruh dunia. Namun, karena penggunaan plastik kini makin marak, sampah plastik kini menjadi tidak terkontrol dan menimbulkan masalah lain. Sifatnya yang sulit hancur dan menjadi polutan menjadi momok tersendiri dari plastik ini. Untuk menyelesaikan masalah ini, banyak solusi yang sudah di tawarkan salah satunya adalah mebakar plastik itu sendiri. Hal ini tentu dapat menghilangkan plastik secara cepat, namun hasil pembakarannya merusak udara sekitar. Untuk itu, dibutuhkan solusi lain untuk mengatasi masalah ini.
Jika di teliti lebih jauh, plastik dan minyak merupakan hal yang berkaitan. Plastik adalah bahan hasil olahan dari minyak, untuk itu, jika plastik dikembalikan ke asalnya, yaitu minyak, tentu saja dapat memberik alaternatif baru untuk masalah energi. Masalahnya sekarang, bagaimana caranya?
Teknik yang dapat digunakan adalah teknik pirolisis. Caranya cukup sederhana, plastik dimasukan ke dalam ruangan kedap udara, lalu di panaskan hingga 650oC. Saat di panaskan, pastikan di dalam ruangan itu tidak ada kandungan oksigennya, caranya bisa dengan menyemprotan gas Nitrogen ke dalam sistem. Karena tidak ada kandungan oksigen, maka susunan kimia dari plastik itu sendiri akan terdekomposisi dan menjadi rantai karbon yang lebih pendek, dengan begitu maka plastik tersebut akan menjadi minyak. Jika suhu dan tekanan yang diberikan tepat, maka tidak menutup kemungkinan plastik tersebut akan menjadi bahan bakar
Sebelumnya sudah pernah ada yang meneliti percobaan ini dan mempelajari hasilnya, salah satunya adalah Aprian Ramadhan P. dan Munawar Ali Mereka berdua menemukan bahwa jika plastik di pirolisis dengan suhu 650oC dengan durasi satu jam, plastik 1 kilogram maka bahan bakar yang dapat dihasilkan sebanyak 0.8 liter. Saat diteliti, karakteristik bahan bakarnya pun sama dengan bahan bakar bensin (Plastik : 10786 kkal/kg bensin 10822,7 kkal/kg).
Produksi sampah di Indonesia sendiri, berjumlah 15,000 ton per hari dan 14% dari sampah itu adalah plastik. Jakarta sendiri produksi sampah per hari mencapai 6000 ton per hari, dan 13% nya adalah plastik. Jika setengah jumlah dari sampah plastik itu digunakan untuk bahan bakar saja, maka tentu saja sudah bisa mengkover masalah energi, dan juga lingkungan.
Karena itu, pentingnya penelitian lanjutan dari teknologi ini sangat diperlukan untuk menuntaskan dua masalah sekaligus. Manfaat yang di dapat pun akan sangat besar jika kita mau mengelolanya dengan baik.

Penulis DKR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Designed By IATMI SMITSB