Pembentukan
minyak bumi diawali dengan terbentuknya suatu structural cekungan atau basin
yang terjadi di masa lampau. Basin yang terbentuk dapat terbentuk dari berbagai
cara, mulai dari fasa rifting oleh karena gaya endogen yang bekerja pada kerak
bumi, hingga adanya geosinklinal-geosinklinal akibat adanya patahan-patahan.
Cekungan
tersebut berperan sebagai “mangkuk” yang kemudian akan menampung akumulasi
sedimen yang jatuh dan terendapkan.
Material sedimen
yang terbentuk terdapat bermacam-macam,
dari material yang organik sampai anorganik. Material anorganik akan
terendapkan dan akan memebentuk lapisan-lapisan batuan yang mengikuti
hukum-hukum startigrafi. Nah, material organik yang terendapkan akan menjadi
material organik cikal bakal terbentuknya minyak dan gas bumi.
Material organik “Organic Matte” yang tersedimentasikan kemudian terfraksikan disebut sebagai Kerogen.
Tipe-tipe
kerogen yang umum dibagi menjadi 4 yaitu :
- Kerogen Tipe I (Alganite)
- Kerogen Tipe II (Exinite)
- Kerogen Tipe III (Vitrinite)
- Kerogen Tipe IV (Inertinite)
Tipe kerogen
mereprsentasikan tipe hidrokarbon yang spesifik , tergantung dari kematangan
dan perbandingan C-H nya (Karbon dan Hidrogen) , hal ini di tunjukkan dalam
kurva grafik Van-Krevelen.
Kerogen Tipe I
cenderung menghasilkan minyak (Oil Prone) ,
Kerogen Tipe II cenderung menghasilkan gas (Gas Prone) , Kerogen Tipe
III (Woody) cenderung menghasilkan batu bara, dan Kerogen tipe IV cenderung
amorf atau tidak menghasilkan hidrokarbon sama sekali.
Jenis kerogen
dideteksi dengan melakukan tes Vitrinite Reflection , dan untuk mengetahui tingkat kematangan
dari kerogen dilakukan Rock Eval Pyrolysis test.
Tipe kerogen
yang I dan II adalah tipe kerogen yang menghasilkan hidrokarbon (minyak dan gas). Pembentukan hidrokarbon
(minyak dan gas bumi) sangat didominasi oleh variable temperature dimana temperature optimum minyak dan gas
bumi adalah termatangkan adalah 325 Celcius.
Pada saat
kerogen mencapai temperature optimumnya,
maka kerogen akan termatangkan
(termaturasi) menjadi hidrokarbon yaitu minyak dan gas bumi.
Minyak atau gas
bumi yang sudah mencapai titik matang nya akan berekspulsi dan kemudian akan
bermigrasi menuju lapisan berporous yang kemudian akan menmpungnya, lapisan
inilah yang disebut sebagai Reservoir minyak bumi .
Migrasi pada
tahap ini adalah migrasi tahap I , yang melewati migration path menuju batuan
Reservoir dar Source Rock . Nah dengan
adanya gaya apung atau buoyancy force , migrasi akan terus berlanjut pada
tingkat reservoir , dimana hidrokarbon akan terus berlanjut bermigrasi hingga
menemukan trap dan-atau Cap Rock sebagai perangkap hidrokarbon tersebut. Hla
ini disebut migrasi tingkat II dengan tenaga pendorang adalah gaya apung. Jika
hidrokarbon terus bermigrasi kemudian tidak menemukan perangkap , maka
hidrokarbon akan sampai di permukaan bumi sebagai minyak rembesan atau disebut
sebagai Oil Seep .
Hidrokarbon yang
terperangkap pada reservoir akan menjadi bentuk sumber daya (Resource) yang
disebut sebagai Original Oil In Place (OOIP) untuk minyak dan Original Gas In
Place (OGIP) untuk gas yang kemudian akan dilakukan perhitungan keekonomisan
dan faktor perolehan cadangan (Recovery Factor)
sehingga sumber daya tersebut
disebut sebagai cadangan (Reserve) untuk siap di eksploitasi dengan
teknologi yang ada saat lapangan tersebut diperhitungkan.
Semua hal
tersebut akan sangat diperhitungkan oleh pihak –pihak yang terlibat dalam
kegiatan ekslporasi, daimana seorang Geologist akan melakukan analisa geologi
regional lapangan , struktur geologi lapangan, analisa startigrafi batuan dan
formasi lapangan ,melakukan analisa Petroleum system lapangan, dan seorang
Geochemist akan melakukan analisa kimia
batuan dalam berabagai formasi lapangan, analisa kerogen formasi , analisa
potensi source rock yang kemudian akan bersama Geophysicst yang akan melakukan
kegiatan seismic serta berbagai metode geophysics untuk menganalisa struktur
formasi batuan lapangan secara luas yang kemudian akan diigabungkan oleh data
Geologist dan Geochemist untuk membuat
model static atau model geologi lapangan potensi hidrokarbon.
Setelah model geologi lapangan oleh tim GNG (Geology & Geophysics) telah jadi, maka akan digunakan oleh tim Reservoir Engineer yang telah melakukan analisa petrofisik batuan , analisa PVT hidrokarbon , untuk kemudian digunakan dalam pembuatan model dinamik cadangan yang akan mendeskripsikan tingkat perolehan atau Recovery Factor , dan total Reserve , tekanan Reservoir, radius pengurasan , jjenis penggerak reserevoir atau Driving Mechanism , hinga jangka hidup Reservoir sampai abandonment Pressure atau tekanan kritis reservoir tidak dapat berproduksi lagi , sehingga pada akhirnya dapat ditentukan oleh seorang Reservoir Engineer klasifikasi cadangan tersebut dan tingkat keekonomisan cadangan tersebut untuk kapan diproduksikan dengan cara terbaik dan tingkat keekonomisan yang tinggi.
Setelah model geologi lapangan oleh tim GNG (Geology & Geophysics) telah jadi, maka akan digunakan oleh tim Reservoir Engineer yang telah melakukan analisa petrofisik batuan , analisa PVT hidrokarbon , untuk kemudian digunakan dalam pembuatan model dinamik cadangan yang akan mendeskripsikan tingkat perolehan atau Recovery Factor , dan total Reserve , tekanan Reservoir, radius pengurasan , jjenis penggerak reserevoir atau Driving Mechanism , hinga jangka hidup Reservoir sampai abandonment Pressure atau tekanan kritis reservoir tidak dapat berproduksi lagi , sehingga pada akhirnya dapat ditentukan oleh seorang Reservoir Engineer klasifikasi cadangan tersebut dan tingkat keekonomisan cadangan tersebut untuk kapan diproduksikan dengan cara terbaik dan tingkat keekonomisan yang tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar